Shalat

•November 5, 2008 • 3 Komentar

Sudah tidak asing lagi bagi kita untuk mendengar kata Shalat. Dan mungkin juga, sudah sering disebarluaskan, diposting khususnya. Hehehe. Tapi, yah apa salahnya saya membagi sedikit pengetahuan saya, yang mungkin dapat bermanfaat kelak.

Shalat adalah waktu di mana kita berkomunikasi dengan Allah melalui beberapa gerakan dan ucapan. Itu menurut saya pribadi. Nah kalau begitu, sudahkah kita berkomunikasi dengan Allah? Memang, kita tidak bisa menggunakan logika dan/atau akal pikiran kita untuk melakukannya, untuk merasakannya pun, saya pikir sulit bagi orang-orang yang ecek-ecek. Hhee. Bukan maksudnya menyinggung. Dan, itulah tujuan saya menulis ini. Untuk memberikan sedikit pendapat saya dan sedikit tips-tips yang, mudah-mudahan benar-benar bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Allah Ya Rabbal Alamin.

Shalat saya bagi menjadi 4 tingkatan. Ada yang bisa nebak? Oke deh, saya jelasin aja. Dari tingkatan yang paliiiing bawah. Ada Shalat yang biasanya dilakuin ma anak-anak. Ya, Shalat yang cuman sekedar shalat. Eit, tapi ternyata, ada juga orang dewasa yang masih mempraktekkan Shalat seperti ini nih. Kayak yang kesurupan shalatnya, pke baca mantra segala lagi. Hhee, maksudnya, melakukan gerakan, namun tidak diindahkan. Cuman asal aja, trus, bacaannya pake nitro lagi. Cepet banget. Pikirannya kmana-mana sih, padahal lagi Shalat. Mudah-mudahan, kita semua sudah tidak ada lagi di tingkatan ini. Yah, sekitar itulah tingkatan yang pertama. Di atas tingkatan ini, ada Shalat yang jihad. Maksudnya penuh perjuangan Shalatnya. Di tingkat ini, kita semua akan mencoba untuk konsentrasi penuh untuk Shalat. Tidak hanya raganya, jiwanya pun ikut Shalat. Biasanya, ketika kita berada di tingkatan ini, kita biasanya menutup mata ketika sedang Shalat. Konsentrasi ceritanya. Hehehe. Saya juga masih di tingkatan ini nih. Walaupun dikit lagi Insya Allah akan menembus tingkatan selanjutnya. Tingkatan Shalat yang khusyu. Nah, di sini adalah orang-orang yang sudah bisa berkonsentrasi penuh dalam mengerjakan Shalatnya. Di sini kita sudah mendapatkan konsentrasi yang sangat baik. Dan, akan mudah untuk menembus singgasana yang amat sangat indah. Yang amat sangat ku nanti. Yang tempat tertinggi dari seluruh tingkatan shalat dan seluruh ibadah kupikir. Ya, Shalat di mana kita yakini bahwa kita sedang berkomunikasi dengan Allah. Subhanallah bagi orang-orang yang telah berada di tingkatan ini. Setiap tindakan dan ucapannya akan selalu terjaga dan terpelihara. Nah, di tingkatan inilah kita akan dapat merasakan jawaban-jawaban Allah atas setiap bacaan-bacaan kita. Hati kita kan bergetar, hati kita kan teduh, hati kita kan damai, hati kita kan tenang. Subhanallah, benar-benar sebuah kenikmatan yang amat sangat membahagiakan. Setiap gerakan dan ucapan yang kita hayati sedemikian rupa, membuat kita terharu, membuat hati kita rindu akan pelukan-Nya, rindu akan kasih sayang-Nya, dan rindu akan cinta-Nya. Subhanallah, benar-benar nikmat yang mampu mengalahkan semua ibadah yang ada.

Nah, itu aja ringkasan tingkatan shalat menurut saya. Dan sekarang, bagaimana caranya agar kita mendapatkan promosi? Heu, kayak apa aja promosi. Jadi, gimana caranya biar bisa naik tingkatan? Ini ada beberapa tips yang Insya Allah akan membantu. Tapi maaf klo sekiranya kebalik-balik n kurang.

  1. Luangkan waktu untuk menunggu waktu shalat tiba. Menurut hadits riwayat Bukhari, orang yang menunggu waktu shalat, mendapatkan balasan yang sama ketika kita mengerjakan shalat. Selain itu, kita juga akan memiliki waktu untuk meluruskan, dan mengikhlaskan apa saja agar terjaganya shalat kita.
  2. Berwudhulah dengan tepat. Nah, biasanya kan, sesuatu yang baik dimulai dari sesuatu yang baik. Maka, sebelum kita shalat dengan baik, kita harus mampu berwudhu dengan baik pula.
  3. Shalat tepat pada waktunya. Ini amat sangat membantu, karena kita tidak akan merasa dikejar waktu shalat akan habis. Jadi gak harus beli karcis shalat ekspres. Hehehe.
  4. Pahami setiap bacaan, dan nikmati setiap gerakan. Nah, ini nih yang paling penting. Kita jangan asal komat-kamit lho. Gak ada manfaatnya. Kita sebaiknya mengerti betul apa yang kita ucapkan. Dan setelah itu, kita hayati setiap bacaan dengan sebaik-baiknya. Agar dapat menerima respon baik dari Allah.Dan setiap gerakan kita, kita hayati sebaik-baiknya. Sehingga, setiap aliran darah kita merasakan shalat.
  5. Ini ada di salah satu hadits Muslim. Janganlah shalat ketika makanan telah dihidangkan. Ya tentu saja, karena pasti akan mengganggu konsentrasi kita dengan aroma-aroma nikmat dari makanan. Jadi laper nih, hehehe. Dan jangan pula shalat ketika sedang ingin buang air. Nanti ngompol gimana hayo? Tapi ini makruh lho, jadi jangan dibilang haram.
  6. Gunakan pakaian yang polos/tidak akan mengganggu konsentrasi kita sendiri (hadits riwayat Bukhari). Tentu saja untuk menghindari kita memandangi dan memuji baju kita. Heee
  7. Jangan shalat di tempat di mana kita akan mudah terganggu konsentrasinya. Klo bisa sih di tempat yang sangat tenang, dan ketika cuaca nyaman. Tidak panas, dan tidak dingin. Sehingga kita nyaman dan betah untuk shalat.
  8. Lakukan Shalat dengan tepat. Ada sedikit tambahan nih. Klo2 masih ada yang salah. Klo lagi shalat, usahakan lihat ke tempat kita sujud. Kecuali jika itu akan mengganggu konsentrasi, lebih baik pejamkan mata. Pandangilah telunjuk kita ketika kita sedang tahiyat. Ini akan sedikit menambah konsentrasi kita, bahwa kita sedang tahiyat. Takut-takut tertukar dengan duduk di antara dua sujud.
  9. Shalatlah di luar shalat. Maksudnya, kita harus senantiasa mengingat Allah. Sehingga, setiap perbuatan dan ucapan kita selalu terjaga dan di ridhai Allah. Ingat! Kualitas seseorang terlihat dari akhlaknya.
  10. Berdoalah, mohon petunjuk dari Allah. Ini amat sangat manjur nih, hehehe.

Sekiranya, hanya segitu aja. Klo ada yang punya tambahan, kasih tahu yaaa. Saya sama-sama lagi belajar nih.

ALLAHU AKBAR!!

Dunia

•November 4, 2008 • 1 Komentar

Dunia ini begitu indah

Ya, indah sekali

Setiap hembusan kenikmatan

Mampu membuatku melayang

Ku merasa seperti di surga

Surga dunia

Kupejamkan mataku

Tuk nikmati indahnya dunia ini

Sungguh indah, sungguh menyenangkan

Namun, mengapa hati ini berujung gundah?

Hati ini terperangkap di lorong yang gelap gulita

Hati ini merasa terancam, tersiksa, terluka

Tak kuat ku menahan rasa ini

Ku buka mataku dan ku teriak sekeras-kerasnya

Namun,

Ku terhenyak

Ku tertunduk penuh duka

Karna,

Sang Ashr

Tak dapat ku jangkau lagi oleh hati ini

Ku terlena,

Setiap tetesan air mataku,

Berubah menjadi butiran pasir yang lenyap dihempas angin dingin

Hati ini membeku,

Terluka di tengah padang pasir yang gersang

Yang kian menanduskan hati ini

Kini ku tersadar

Akan kenyataan pahit dunia ini

Yang fatamorgana

Yang semu

Yang bayang-bayang

Yang akan sirna disapu waktu

Hingga akhirnya, terdampar di pulau yang disebut

KEHAMPAAN

Kehampaan yang nyata

•Oktober 16, 2008 • 1 Komentar

entah apa yang kupikirkan

hatiku telah menguasai alam pikiranku

aku melakukan apa yang hati ini ingin lakukan

namun, ku tak sadar akan bahaya yang telah ditimbulkan oleh raga ini

ku merasa tak aman

ku terasa terbebani

dengan apa yang telah kulakukan

kehampaan telah membuatku gelap

ku tak tahu apa yang kulakukan

ku tak menyadari apa yang telah terjadi

setelah ku sadari akan sesatnya pikiranku

yang terjebak di antara relung-relung jiwa yang kian mencekam

ku ingin

pergi meninggalkan beratnya hati ini

melayang tanpa arah kepada sebuah kedamaian

ku ingin, keluar dari realitas kehidupan yang telah mengurungku dalam peliknya dunia

Cerita yang Indah

•Oktober 14, 2008 • 1 Komentar

Seorang Muslim tua yang bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan dengan cucu laki-lakinya yang masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Al-Quran di meja makan di dapurnya. Cucu laki-lakinya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba ubtuk menirunya dalam cara apapun semampunya. Suatu hari sang cucu bertanya, “Kakek! Aku mencoba untuk membaca Al-Quran seperti yang kakek lakukan tetapi tidak aku tidak memahaminya, dan apa yang kupahami terlupakan secepat aku menutup buku. Apa kebaikan dari membaca Al-Quran?” Dengan tenang sang Kakek mengambil keranjang batubara dan melubanginya, ia berkata, “Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi dengan air memenuhi keranjang ini.” Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumah.

Kakek tertawa dan berkata, “ Lain kali kamu harus melakukannya lebih cepat lagi. “Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai. Sang cucuberlari lebih cepat, namun lagi-lagi keranjang itu kosong sebelum tiba di rumah. Dengan terengah-engah dia sang cucu berkata, “Mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang bolong ini, kek.”

Lalu sang cucu mengambil ember sebagai gantinya. Sang kakek berkata, “Aku tidak mau ember itu, aku hanya mau keranjang itu dipenuhi air. Ayolah, usahamu masih kurang cukup,” maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucunya yakin sekali mustahil membawa air dengan keranjang itu, tetapi ia ingin menunkukkan kepada kakeknya bagaimana ia telah berusaha sekeras mungkin, “Tuh kan kek, aku sudah berlari secepat mungkin, namun tetap saja airnya sudah habis sebelum aku sampai ke depan rumah. Mustahil kek, percuma!” “Jadi kamu piker percuma?” jawab sang kakek.

Sang Kakek berkata, “Lihatlah keranjangnya.” Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjang. “Memangnya kenapa, kek?” katanya. Sang Kakek menjawab, “Lihatlah dengan lebih baik.” Akhirnya sang cucu menyadarinya, keranjang batubara yang tua kotor, kini telah bersih, luar dan dalam. Sang cucu terkesima, lalu menatap sang kakek. “Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Al-Quran. Kamu tidak akan bias memahami atau mengingat segalanya. Namun, tanpa kamu sadari kamu akan berubah. Luar maupun dalam.”

Sang cucu tersenyum. Ia menyadari manfaat membaca Al-Quran walau tidak mengerti. Ia semakin rajin membaca Al-Quran. Mengingat hal baik apalagi yang akan ia peroleh apabila ia mengerti Al-Quran. Ia tersenyum riang.

Hello world!

•Oktober 14, 2008 • 1 Komentar

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!